Pages

Thursday, December 9, 2010

Kepada Dia

Berada di sampingnya. Menyentuhnya. Merasakan detak jantungnya. Membuatku merasa seperti berada di tumpukan bulu angsa yang sangat nyaman. Tidak ingin bangun dari semua ini. Ingin selamanya seperti ini. Tapi ini hidup. Tidak ada yang bisa menerka apa yang akan terjadi. Ketika keinginan hanya sebatas khayalan.
Ada sesuatu yang absurd mengintai di sana. Menurutmu apa? sesuatu yang sangat menakutkan itu. Kuntil anak, pocong, drakula, sadako, vampir, anakonda, atau kecoa? mmmm....tidak. Kehilangan. Perpisahan. Aku takut tidak dapat lagi merasakan perasaan seperti ini. Tidak lagi bisa melihat matanya menyipit saat tertawa, bentuk mulutnya yang aneh waktu ngambek, ekspresi konyolnya waktu aku kentut di dekatnya. Tidak bisa mendengar suaranya yang seperti wastafel yang sedang nelen air waktu bangun tidur.

Air mataku meleleh mambayangkannya sambil meletakkan kepala di pundaknya. Meskipun saat itu dia menyangka aku mendadak terserang autis dan menghasilkan liur yang menetes-netes di bahunya. Ingin memeluknya erat tapi takut disangka penyakit ayan kumat.

Suatu saat aku pasti kehilangan dia. Gak tau kapan. Mungkin 50 tahun lagi saat kita telah merenta bersama kemudian kita akan saling meninggalkan karena usia. Who knows?

Saat ini hanya bisa mengoptimalkan waktu yang dimiliki. Melakukan dan memberikan yang terbaik untuk aku, dia dan kita. Saat itu datang, paling tidak aku tidak terlalu menyesal karena aku mencintaimu semampu yang aku bisa.

Tinggallah lebih lama lagi...lebih lama...dan lebih lama lagi..
Aku takut sendirian.....

with love ^^
bibib...

*setelah posting ini, yang nulis dikabarkan menghilang setelah kejang-kejang selama 2 jam dan mengeluarkan busa.