![]() |
Orank Imud pas masi kecil |
Foto ini menjadi bukti kalau aku pernah kecil guyss. percayalah.... ^^
Kamu masi inget gak hal konyol apa yang pernah kamu lakuin pas kecil, lugu dan masih menyangka bahwa buah semangka bergelantungan seperti mangga. Loh, koq geleng-geleng?? gak pernah? ah yang bener? angguk-angguk. Lampu ruangan langsung redup, aku tertunduk lesu dan putus asa.
Masa kecil adalah kesempatan seorang manusia untuk melakukan hal nggilani yang termaafkan. Seperti ngiler, ingusan, kentut sambil berjalan, nyanyi dalam kamar mandi sampek bikin kecoa sekarat (Oh...kalo itu masi berlangsung sampai sekarang). Maksudku hal yang dulu pernah kamu lakuin dan jika kamu ulangi lagi saat ini akan membuatmu dikurung bersama ayam-ayam betina yang sedang mengerami telurnya atau lebih buruk bersama macan yang uda tiga bulan terakhir hanya makan kangkung (loh?!). Misalnya seperti pipis atau e*k dalam celana, emang ada apa yang bakalan marah dan mencaci maki. Untung aja aku sempat merasakan kesempatan itu. Sumpah, hanya saat itu. Suer deh....
Hari itu, entah kenapa lain dari hari biasanya. Langit tertutup awan gelap, angin bertiup seperti suara orang bersiul, pohon-pohon bergoyang dipermainkan angin. Dunia seakan lambat berputar. Aku sangat khawatir. Keringat dingin menetes seperti stlaktit yang jatuh dari atap goa. Aku berusaha menenangkan diri. Kedua tanganku menggenggam erat samping kursi. Yang ada dipikiranku saat ini adalah sebuah WC yang indah, nongkrong di atasnya dan menikmati sensasinya sambil ngelamunin film kartun yang baru saja kulihat.
Namun kenyataan berbeda, aku berada dalam kelas dan seorang guru berdiri di depan menjelaskan tentang apa aku gak ngerti. Suaranya tidak lebih seperti bunyi orang memotong kayu menggunakan mesin di telingaku.
Di bawah sana ada dorongan sangat kuat. Aku terus melakukan perlawanan. Ingin lari ke luar kelas lalu menemui WC sekolah. Tapi membayangkannya saja aku tidak sanggup jongkok di WC seperti itu. Hiiii....pokoknya jorok deh. Uda gitu kalo disiram gak mampu menelan benda yang ada di dalamnya malah sepertinya ingiin memuntahkannya lagi. Aaaaa......siapa yang tega melihat tragedi sekeji itu.
Pelan tapi pasti pertahananku mulai goyah. Di titik paling rendah aku mencoba bertahan tapi sayang takdir berkata lain. Aku mulai mengendus aroma-aroma tidak lazim. Bukan hanya aku pastinya. Teman-temanku celingukan. Guruku turun tangan sebelum terjadi huru-hara yang dashyat. Tanpa perlu jasa detektif, dengan mudah mereka meringkus tersangkanya. Aku. Haaaaaaaaa....... >,<
Aku langsung dievakuasi ke tempat penanganan bencana. Entah apa yang terjadi dengan hasil ekresi di celanaku selanjutnya. Yang aku tahu setelah aku memakai celana entah punya siapa dan saat pulang sekolah guruku membawakan kresek berisi celana basah. Tapi uda bersih. hohohooooo....
Pelajaran pertama, WC sekolah yang jorok bisa memicu murid e*k di sembarang tempat. Pelajaran kedua, aku gak mau jadi guru TK karena gak sudi bersihin e*k anak TK yang tidak bertanggung jawab.